Jakarta-. Lambang negara Republik Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang negara Indonesia dan semboyannya ditegaskan dalam Pasal 36A UUD 1945 setelah amandemen. Lambang tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 1951 tentang Bentuk dan Ukuran Lambang Negara.
Pati - Memanfaatkan momentum Kampung Pancasila, warga Kelurahan Pati Wetan dan pelajar melukis mural di dinding jalan masuk ke pemukiman. Melukis mural yang diprakarsai oleh Koramil 0718-01/Pati digelar pagi hari ini. Rabu 1/6 Tampak beberapa siswa dari berbagai SMA dan SMK yang berada di Pati turut andil dalam melukis. Lukisan bertemakan Bhineka Tunggal Ika dipilih untuk mengingatkan nilai-nilai luhur Pancasila yang saat ini terasa terdegradasi. Pancasila merupakan dasar negara yang wajib dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Komandan Koramil 0718-01/Pati Kapten Inf Suyani yang didampingi Babinsa Kelurahan Pati Wetan Sertu Suharsono turun langsung memberikan semangat kepada para pelajar dan karang taruna yang menuangkan kreatifitasnya di dinding jalan masuk tepatnya di Kampung Getaan, Kelurahan Pati Wetan, Kecamatan Pati. Dalam kesempatan tersebut Danramil mengatakan kegiatan melukis mural ini dalam rangka pencanangan Kampung Pancasila di Kelurahan Pati Wetan. Agar kegiatan sesuai yang diharapkan Koramil 01/Pati bersama pihak Kelurahan Pati Wetan mengajak siswa untuk ikut berperan serta. “ Hal ini dimaksudkan agar wawasan kebangsaan dan nilai-nilai Pancasila Kembali bergelora dan menjadikan semangat para adik-adik generasi muda, salah satunya dengan melukis dengan tema Bhineka Tunggal Ika ini,” Ungkap Danramil. Selain itu dengan adanya lukisan mural ini warga masyarakat yang melintas di jalan tersebut kembali tergugah bahwa semangat Bhineka Tunggal Ika tetap relevan di era globalisasi ini. Semangat yang dimotori oleh para pendahulu pendiri bangsa, semangat saling toleransi, tolong menolong yang sudah menjadi tradisi Bangsa Indonesia sejak dulu. Dengan kreativitas masing-masing para siswa dari SMAN 1 Pati, SMAN 2 Pati, SMKN 1 Pati, SMKN 3 Pati, SMKN 4 Pati, SMK Bani Muslim dan para pemuda Karang Taruna tampak berbaur saling mencurahkan ide kreatifitas mereka masing-masing. “ Melukis ini tidak dilombakan, akan tetapi sebagai ajang menggelar kreatifitas dan bakat para siswa dalam menjaga nilai luhur Pancasila,” Tambah Danramil. Menurut Ketua RT 03/03 Sunarto yang didampingi Ketua RT 05/03 Luluk serta Karang Taruna Pati Wetan Chiko, sangat mendukung kegiatan ini. Selain sebagai pengingat nilai-nilai Pancasila, melukis di dinding ini juga menambah asri jalan menuju ke perumahan warga. “ Kalau kemarin dinding hanya polos berwarna putih saja, saat ini tampak jauh sekali perbedaannya, walaupun lukisan ini belum selesai sepenuhnya akan tetapi sudah nampak perubahan dinding di gang ini,” ungkapnya. Memang sampai saat ini lukisan dinding belum selesai seluruhnya, masih perlu waktu untuk menyelesaikan agar lingkungan semakin nampak asri dan bersih dengan ornamen lukisan bertemakan Bhineka Tunggal Ika. [email protected] Projectmural diSDN KESUGIHAN KIDUL,CILACAP Jakarta - Sebagai masyarakat Indonesia yang baik, kita harus menjunjung tinggi kedudukan Bhinneka Tunggal Ika. Hal itu karena Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia. Semboyan tersebut memiliki arti berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Lirik Lagu Part Of Your World - Halle Lirik Lagu Mimpi - Putri Ariani 40 Kata-Kata Sadar Diri Aku Tak Pantas Untukmu Bhinneka Tunggal Ika adalah dasar perwujudan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Selain itu, semboyan tersebut berfungsi sebagai alat pemersatu dari berbagai perbedaan yang ada di Indonesia. Apalagi Indonesia memiliki keberagaman suku, budaya, bahasa daerah, agama dan kepercayaan, ras maupun antargolongan. Pada dasarnya perbedaan bukanlah alasan untuk menimbulkan perpecahan. Perbedaan yang dimiliki Indonesia merupakan realita yang ada sejak bangsa ini berdiri. Di sinilah arti Bhinneka Tunggal Ika yang sesungguhnya. Meski sangat beragam, bangsa Indonesia tetap satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kita bisa hidup berdampingan dengan toleransi, persatuan, dan kedamaian. Sebagai informasi, semboyan Bhinneka Tunggal Ika tertulis dalam lambang negara, yaitu Garuda Pancasila. Itulah sedikit gambaran tentang Bhinneka Tunggal Ika. Kamu perlu mengetahui juga sejarah, fungsi, dan maknanya. Berikut ini rangkuman mengenai Bhinneka Tunggal Ika yang menarik dibaca, dilansir dari laman Gurupendidikan dan Dosenpintar, Senin 5/6/2023.Berita video komedian Marshel Widianto mengaku sampai panik karena legenda AC Milan, Ricardo Kaka, hadir di Jakarta, Sabtu 4/6/2023.Pengertian Bhineka Tunggal IkaIlustrasi garuda Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika. Photo by Mufid Majnun on UnsplashSecara etimologi atau asal-usul bahasa, Bhinneka Tunggal Ika dari bahasa Jawa Kuno. Jika diartikan secara harfiah Bhinneka = beragam atau bermacam-macam, Tunggal = satu, Ika = itu. Kesimpulannya, Bhinneka Tunggal Ika secara harfiah memiliki arti "beraneka satu itu". Maknanya, bisa dikatakan bahwa beraneka ragam, tetapi masih satu jua. Semboyan ini diambil dari kitab atau kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 M. Melalui semboyan ini, Indonesia bisa dipersatukan dan semua keberagaman tersebut menjadi satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Hal tersebut menggambarkan persatuan dan kesatuan yang terjadi di wilayah Indonesia. Dengan keberagaman penduduk yang terdiri dari bermacam-macam suku, bahasa daerah, ras, agama, dan kepercayaan, tidak membuat Indonesia menjadi terpecah. Adanya perbedaan inilah kemudian Bhinneka Tunggal Ika Bhineka Tunggal IkaMengetahui sejarah terbentuknya Bhinneka Tunggal Ika jelas penting. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dikenal untuk kali pertama pada masa Majapahit era kepemimpinan Wisnuwardhana sekitar abad ke-14 M. Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno, yang lebih dikenal sebagai kitab Sutasoma. Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Baitnya secara lengkap sebagai berikut Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. Artinya Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab, kebenaran Jina Buddha dan Siwa adalah tunggal. Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. Terjemahan teks oleh Dr. Soewito Santoso. Hal tersebut memberi makna inspiratif bagi bangsa Indonesia. Indonesia ketika itu masih memegang kuat kepercayaan Hindu dan Budha serta menggunakan bahasa Sanskerta dalam penulisan. Perumusan semboyan ini didasari keberagaman di berbagai pulau dan wilayah di Indonesia. Seluruh perbedaan budaya, suku, kepercayaan dan masih banyak lagi, semuanya mengarah pada persatuan. Semangat toleransi dengan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, sebagai bentuk sikap menghargai setiap perbedaan. Sebelumnya, semboyan yang dijadikan semboyan resmi Negara Indonesia sangat panjang yaitu Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Indonesia sudah lama hidup di dalam keanekaragaman. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar dan berdaulat. Adapun beberapa fungsi dari Bhinneka Tunggal Ika dalam berbangsa maupun bermasyarakat, yaitu Menciptakan dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Membangun kehidupan nasional yang toleran. Sebagai rambu-rambu peraturan dan kebijakan negara. membantu mewujudkan cita-cita leluhur bangsa. Membentengi perdamaian Indonesia. Itulah mengapa, Bhinneka Tunggal Ika patut dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan di dalam bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi selanjutnya yang bisa menikmati kemerdekaan dengan mudah, harus bersungguh-sungguh untuk menerapkannya dalam kehidupan Bhinneka Tunggal IkaSemboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia. Sesuai artinya, yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu, hal tersebut menggambarkan keadaan Indonesia. Di mana Indonesia memiliki banyak pulau yang terpisah, memiliki warga yang berbeda-beda dalam kepercayaan, ras, suku dan bahasa, tetapi tetap satu Indonesia. Sumber Gurupendidikan, Dosenpintar Dapatkan artikel edukasi berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.AsramaBhinneka Tunggal Ika berdiri tanggal 27 September 1958 ini sebelumnya terletak di Jl. Blauran, tetapi sejak tahun 1992 dipindahkan di Jl. Mulyosari no. 370 Surabaya. Asrama Bhinneka Tunggal Ika merupakan asrama yang khusus diperuntukkan untuk Mahasiswa Universitas Airlangga yang berdomisili di luar kota Surabaya. Gambar tema oleh
Abstract Indonesia adalah ladang keragaman suku, budaya, dan agama dengan “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai semboyannya. Namunsemboyan negara itu seolah hanya kalimat kosong tanpa implementasi. Keberagaman justru sering memicu konflik dan berakhir dengan kekerasan. Diperlukan edukasi kembali tentang nilai-nilai kebhinekaan agar persatuan Indonesia tidak terus menerus terancam dari dalam. Cerita bergambar yang mengangkat tema Bhinneka Tunggal Ika menawarkan konsep edukasi kembali nilai-nilai kebhinekaan untuk anak-anak melalui cerita fiksi. Cerita fiksi dapat mengangkat isu-isu sensitif seperti rasisme dengan carayang lebih diterima oleh anak-anak. Dengan membaca cerita, anak juga akan memperoleh pelajaran tanpa perlu mendapatkan pengalaman buruk. Dengan adanya buku cerita bergambar bertema Bhinneka Tunggal Ika, diharapkan agar kelak bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tidak hanya cerdas, namun juga tidak melupakan nilai-nilai kebhinekaan.HayamWuruk pada abad XIV ( 1350-1389 ) : Sesanti atau semboyan Bhineka Tunggal Ika diungkapkan pertama kali oleh Mpu Tantular, pujangga agung kerajaan Majapahit yang hidup pada masa pemerintahannya.Potensi lain yang mengancam yaitu deengan banyaknya perbedaan yang dapat memicu perselisihan dan dapat berbuah konflik besar.
ABSTRAK Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia yang menjadi gambaran persatuan dan kesatuan Indonesia. Seiringnya perkembangan jaman makanya semakin banyak pula rintangan yang dilalui untuk mempertahankan semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Perpecahan bangsa Indonesia dimulai dari penyebaran berita yang tidak bener atau sering kita sebut "Hoax" melalui media sosial. Media sosial awalnya merupakan anugrah bagi masyarakat dimana kita dapat mengembangkan dan mencari pengetahuan hingga ke penjuru dunia tanpa kesusahan. Media sosial adalah wadah dimana kita dapat berdiskusi, menyampaikan pendapat atau pikiran, komunikasi, dan sumber pengetahuan yang paling cepat, Namun, media sosial sering disalahgunakan dalam pemakaiannya. Penyalahgunaan tersebut membuat suatu pemikiran yang menyudutkan kebenaran atau membuat orang lain percaya akan hal yang salah. PENDAHULUAN Bhinneka Tunggal Ika terkenal dengan artinya "Berbeda-beda tetap satu jua", begitu pula dengan Indonesia yang merupakan negara dengan beranekaragam perbedaan tetapi tetap kesatuan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pengaruh Media Sosial Terhadap Bhinneka Tunggal Ika Oleh Christina Indah Metanoia Sihombing Pendidikan Vokasional Konstruksi Bangunan / 1503618006 Dosen Prof. Nadiroh, Mata Kuliah Kewarganegaraan ABSTRAK Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia yang menjadi gambaran persatuan dan kesatuan Indonesia. Seiringnya perkembangan jaman makanya semakin banyak pula rintangan yang dilalui untuk mempertahankan semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Perpecahan bangsa Indonesia dimulai dari penyebaran berita yang tidak bener atau sering kita sebut “Hoax†melalui media sosial. Media sosial awalnya merupakan anugrah bagi masyarakat dimana kita dapat mengembangkan dan mencari pengetahuan hingga ke penjuru dunia tanpa kesusahan. Media sosial adalah wadah dimana kita dapat berdiskusi, menyampaikan pendapat atau pikiran, komunikasi, dan sumber pengetahuan yang paling cepat, Namun, media sosial sering disalahgunakan dalam pemakaiannya. Penyalahgunaan tersebut membuat suatu pemikiran yang menyudutkan kebenaran atau membuat orang lain percaya akan hal yang salah. Keyword Bhinneka Tunggal Ika, Media Sosial PENDAHULUAN Bhinneka Tunggal Ika terkenal dengan artinya “Berbeda-beda tetap satu juaâ€, begitu pula dengan Indonesia yang merupakan negara dengan beranekaragam perbedaan tetapi tetap kesatuan. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang terdapat di Kitab Sutosoma yang diresmikan pada 17 Oktober 1951 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 1951 dan dibuat menjadi undang-undang pada 28 oktober 1951. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah cara Indonesia dalam menyatukan wilayah dan sebagai tonggak tercapainya tujuan bangsa. Media sekarang ini menjadi suatu saluran yang penting bagi masyarakat luas, karena fungsi dan manfaatnya telah menyatu dalam kehidupan sehari-hari, yang dihasilkan oleh pesatnya perkembangan teknologi. Oleh karena itu, media sosial adalah suatu tempat dimana kita dapat berbaur dengan berbagai macam kebudayaan, informasi, adat istiadat, pengetahuan dan masih banyak lagi. Masalah besar yang sedang dialami oleh sebagian besar masyarakat dunia saat ini mungkin adalah tentang pemanasan global dan kerusakan lingkungan yang di sebabkan oleh keserakahan manusia dan kebiasaan manusia yang secara sadar ataupun tidak di sadari menjadi penyebab daripada pencemaran lingkuan. Dibutuhkan keterampilan dalam berikir kritis dan juga ekoliterasi agar dapat berkontribusi asecara nyata dalam mewujudkan kelestarian lingkungan Nadiroh, Hasanah, & Zulfa, 2019. Oleh sebab itu, media sosial di zaman sekarang sering disalahgunakan sebagai media untuk memecah belah arti Bhinneka Tunggal Ika. Penyalahgunaan media sosial yang mengancam bhinneka tunggal ika biasanya terjadi akibat adanya perbedaan, baik perbedaan pendapat, politik, keinginan, dan masih lagi. PEMBAHASAN Media sosial adalah sebuah alat komunikasi secara online yang dimana kita dapat menggunakannya secara mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan sebuah karya. Media sosial alat komunikasi yang paling digemari semua masyarakat karena kita dapat mencari pengetahuan hingga penjuru dunia tanpa susah lagi. Selain itu, media sosial berdampak positif antara lain memberikan infomasi yang cepat dan mudah didapatkan, penyampaian pesan-pesan moral melalui iklan atau media sosial lainnya, tempat bertukar pikiran atau pendapat, dan masih banyak lagi. Namun, media sosial sering kali disalahgunakan oleh masyarakat. Media sosial sering dijadikan sebagai media untuk memecah belah masyarakat dengan berita tidak benar atau sering dikenal dengan Hoax. Hoax adalah sebuah berita palsu atau informasi yang sengaja dipalsukan atau disesatkan yang bertujuan guna untuk mengadu domba atau hal-hal politik lainnya. Hoax juga dapat menjadi penyebab hancurnya Bhinneka Tunggal Ika. Penyebab terjadinya hoax adalah perbedaan baik segi agama, warna kulit, suku, dan lain-lain. Hoax juga dapat berdampak terhadap kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemerintah menjadi berkurang. Hoaks membawa masyarakat pada fenomena post-truth, yang mana saat ini individu cenderung langsung mempercayai segala informasi yang sejalan dengan daya tarik emosional mereka, ketimbang fakta yang ada Parani, Pramesuari, Maldiva, & Felicia, 2018. Oleh karena itu, media sosial merupakan wadah terbesar dalam penyampaian dan penyebaran hoax. Namun, media sosial juga memiliki dampak positif dalam menjaga Bhinneka Tunggal Ika. Salah satu contohnya yakni; Iklan yang berisi nasihat/pesan/amanah, penyebaran video tentang kebudayaan Indonesia, dan masih ada lagi. Penyalahgunaan media sosial yang dapat memecah belah bhinneka tunggal ika dapat kita atasi jika masyarakat Indonesia mengerti pemaham dari bhinneka tunggal ika itu sendiri dan cara mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Sebelum itu, kita mesti mengetahui tujuan dari Bhinneka Tungal Ika antara lain 1 Mempersatukan bangsa Indonesia. 2 Mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia. 3 Mewujudkan masyarakat madani. 4 Menciptakan perdamaian bangsa Indonesia. 5 Mencapai cita-cita Indonesia, dan masih banyak lagi tujuan Bhinneka Tunggal Ika. Pelaksanaan atau penerapan terhadap Bhinneka Tunggal Ika dapat tercapai bila masyarakat Indonesia sudah melakukan beberapa hal yakni; 1 Perilaku Inklusif, perilaku dimana seseorang merasa sombong atau merasa dirinya lebih dari semua orang dan merasa dirinya masuk ke pupilasi yang luas. 2 Mengakomodasikan sifat pluralisme, kebersediaan untuk menerima keanekaragaman secara toleransi tanpa membeda-bedakan. 3 Tidak mencari kemenangannya sendiri atau egoisme. 4 Musyawarah untuk mufakat, masyarakat bersama-sama mencari satu inti kesamaan atau solusi dari segala macam perbedaan. 5 Dilandasi rasa kasih sayang, toleransi, dan rela berkorban, sebuah kebutuhan wajib masyarakat Indonesia agar dapat menerima perbedaan yang ada. KESIMPULAN Bhinneka tunggal ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang memiliki arti “berbeda-beda tetap satu juaâ€. Dimana semboyan ini mewakili bangsa Indonesia yang memiliki begitu banyak keragaman dari segi agama, ras, suku, kebudayaan, dan adat istiadat. Bhinneka tunggal ika dengan seiringnya perkembangan jaman akan menghadapai berbagai rintangan yang memecah belah bangsa Indonesia. Salah satu contoh pemecah belah bhinneka tunggal ika adalah penyebaran atau penyalahgunaan media sosial. Penyalahgunaan media sosial yang biasanya terjadi adalah penyebaran berita-berita yang tidak benar tetapi disengajakan untuk menjadi kebenaran akibat berbagai perbedaan dan unsur politik. Oleh karena itu, kita mesti mengaplikasikan arti semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari kita sehingga tidak terjadi perpecahan bangsa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Nadiroh, N., Hasanah, U., & Zulfa, V. 2019. Behavioral Geography an Ecoliteracy Perspective and Critical Thinking Skills in Men and Women. Indonesian Journal of Geography, 512, 114. Parani, R., Pramesuari, A., Maldiva, D. M., & Felicia, E. 2018. Mempertanyakan Kembali Bhinneka Tunggal Ika Di Era Post Truth Melalui Media Sosial. LONTAR Jurnal Ilmu Komunikasi, 62, 152. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this study aims at explaining the behavior of students of the biology-Jakarta State University study program on environmental preservation in the perspective of ecoliteracy and critical thinking skills. Ecoliteracy is an understanding and behavior or the action of a person towards the environment. The results of the study show that there is no effect of the interaction between ecoliteracy and thinking Skills. In addition, there is also no interaction between ecoliteracy and gender. This study supports previous relevant research and provides new empirical information that ecoliteracy and critical thinking skills are the causes of someone contributing to preserving the environment. However, the influence of ecoliteracy interactions and critical thinking skills is not significant. In addition, the interaction in the ecoliteracy and gender perspective needs to be ignored because both of them make the same contribution. Therefore, the application of ecoliteracy must begin early. The application of ecoliteracy can also be integrated into the media that are currently developing rapidly. So that at the university level, the concept of ecoliteracy has emerged in a more creative and innovative form by initiating new innovations in the more advanced phenomenon of post-truth appears, in which a view believed to be true is inverted and made contradictory as a new form of truth. This phenomenon appears to occur in several countries such as the United States, North Korea, the Philippines and also Indonesia. This can be seen from various actions carried out by radical organizations that question the values of Bhinneka Tunggal Ika with the desire to change these values by referring to religious values. This activity is increasingly growing in terms of followers, and further builds up on the blasphemy case accusations towards former Jakarta Governor, Basuki Tjahaja research focuses on how the social media has an influence in expanding the spread of hoaxes and hate speech as an effort to destabilize the values of Bhinneka Tunggal Ika. Information and data were obtained from interviews with mass organizations often labeled radical, non-governmental organizations and social results of this study confirm the need for capacity building both in the form of media literacy and also the socialization of Bhinneka Tunggal Ika values through social institutions and the Government. This is intended to create strong social capital, especially in fostering a sense of trust in the context of a pluralist society in Post truth, Bhinneka Tunggal Ika, Social Media, Social Capital, Trust.
Dilansirdari Ensiklopedia, apa arti bhineka tunggal ika berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Baca Juga : Runtuhnya sriwijaya selain disebabkan karena adanya pendangkalan sungai musi juga karena adanya serangan dari singasari serta kerajaan dari luar yaitu? web temakuis.
indahmf83menerbitkan Materi Ajar Kelas 2 Tema 1 Sub Tema 1 pada 2021-08-06. Bacalah versi online Materi Ajar Kelas 2 Tema 1 Sub Tema 1 tersebut. semboyan “Bhineka Tunggal Ika” Alat Lukis Alat yang digunakan untuk melukis, terdiri dari kuas, cat air dan palet. Terima kasih Tema 1 Hidup Rukun Sub Tema 1 Rukun di Rumah
OutingClass SMPN 1 Cibadak menuju Museum Mulyatuli dalam rangka Implementasi Kurikulum Merdeka Program Sekolah Penggerak